Are We Still Friend?

Fa // Sabtu, 11 Oktober 2014

Hei kamu yang di sana. Iya kamu. Ini tentang aku, kamu, dan pertemanan kita.

Pertemanan yang telah kita bangun sejak masih mengenakan seragam putih-merah, pertemanan yang telah kita bangun jauh sebelum menjejakkan kaki di Kampus Hijau. Kamu tau, saat ini aku merasa pertemanan kita seperti lagu Kepompong milik Sindentosca yang pernah populer beberapa tahun yang lalu. Bagaimana denganmu? Apa kamu juga merasa seperti itu? Atau hanya aku aja yang merasakannya? Ah, sayang aku tak bisa membaca isi hatimu. Jika bisa, mungkin aku telah mengetahui alasan di balik sikapmu yang sekarang.

Dekat di mata, namun jauh di hati.

Mungkin kalimat itu yang dapat menggambarkan kita saat ini. Meski kenyataannya kita kembali dipertemukan dalam satu kelas, namun semuanya berubah. Kita jarang saling sapa jika tak ada keperluan. Hei, bukankah kamu tau kalau aku tak pandai memulai pembicaraan dengan orang lain?--kecuali orang yang bisa membuatku nyaman saat berada di dekatnya. Sebenarnya aku ingin memperbaiki hubungan pertemanan kita, meskipun kelihatannya sudah sangat terlambat. Tetapi saat melihat sikap dinginmu kepadaku... aku jadi pesimis, dan berpikir kalau keinginan itu hanya akan terwujud dalam mimpiku saja.

Teman--jika aku masih boleh memanggilmu begitu--bolehkah kita memulai semuanya dari awal? Dan... are we still friend? 

0 Commentary

Review please.. :)