Nama/NIM : Faridatul Latifah/2715140478
Kelas : 1C
Kelompok : 8
“Ekonomi Saudi
Arabia”
Ekonomi merupakan salah satu tolak ukur
dalam menentukan maju atau tidaknya sebuah negara, selain aspek-aspek lainnya
tentu saja. Dan tingkat perekonomian setiap negara berbeda-beda, disebabkan
oleh perbedaan bentang alam, perbedaan sumber daya manusia, serta perbedaan
cara mengolahnya. Negara maju memiliki cara yang satu tingkat lebih maju
dibandingkan dengan negara berkembang dan negara miskin, negara maju umumnya benar-benar
mengoptimalkan sumber daya alam yang negara mereka miliki agar perekonomian
mereka bisa meningkat dan rakyat bisa sejahtera. Salah satu contoh negara maju
yang terkenal adalah Saudi Arabia. Negara timur yang terkenal akan sumber daya
minyaknya yang melimpah dan merupakan tempat berkumpulnya umat muslim sedunia
saat melakukan umroh maupun haji. Negara yang mungkin jarang diketahui orang
lain jika dahulu negara ini adalah negara miskin.
Sebelum ditemukan di dekat Damman pada
tahun 1938, Saudi Arabia merupakan sebuah miskin yang penghasilan utamanya
adalah pajak yang ditarik dari orang-orang yang menunaikan ibadah haji ke
Mekah. Dewasa ini, Saudi Arabia memiliki tingkat ketergantungan yang sangat
tinggi terhadap kegiatan produksi dan ekspor migas. Sebagai akibatnya, negara
ini menghadapi tantangan yang cukup berat dalam hal penganekaragaman kegiatan
ekonomi. Nilai produksi minyak Saudi Arabia tercatat tertinggi di dunia yaitu
mendekati 11 juta barrel per hari (2005). Nilai produksi ini, dengan jumlah
cadangan minyak yang terbukti saja (261,9 milyar barrel) dapat bertahan stabil
hingga 50 tahun ke depan. Perusahaan minyak Saudi Arabia (Saudi Aramco) yang
telah dinasionalisasi pada tahun 1988 mengontrol penuh kegiatan produksi sumber
daya alam yang vital ini. Selain minyak bumi, cadangan gas alam sebesar 235
trilyun ft3 yang ditemukan di Saudi Arabia adalah yang terbesar keempat di
dunia. Tahun 2002 lalu pemerintah Saudi Arabia telah menyelesaikan pembangunan
pabrik gas alam terbesar di dunia yang berlokasi di daerah Hawiya.
Sebagaimana telah disinggung di atas
bahwa sebagian besar daerah Arab adalah daerah gersang dan tandus, kecuali
daerah Yaman yang terkenal subur dan bahwa ia terletak di daerah strategis sebagai
lalu lintas perdagangan. Ia terletak di tengah-tengah dunia dan jalur-jalur
perdagangan dunia, terutama jalur-jalur yang menghubungkan Timur Jauh dan India
dengan Timur Tengah melalui jalur darat yaitu dengan jalur melalui Asia Tengah
ke Iran, Irak lalu ke laut tengah, sedangkan melalui jalur laut yaitu dengan
jalur Melayu dan sekitar India ke teluk Arab atau sekitar Jazirah ke laut merah
atau Yaman yang berakhir di Syam atau Mesir. Oleh karena itu, perdagangan
merupakan andalan bagi kehidupan perekonomian bagi mayoritas negara-negara di
daerah-daerah ini.
Ditambah lagi dengan kenyataan luasnya
daerah di tengah Jazirah Arab, bengisnya alam, sulitnya transportasi, dan
merajalelanya badui yang merupakan faktor-faktor penghalang bagi terbentuknya
sebuah negara kesatuan dan menggagalkan tatanan politik yang benar. Mereka
tidak mungkin menetap. Mereka hanya bisa loyal ke kabilahnya. Oleh karena itu,
mereka tidak akan tunduk ke sebuah kekuatan politik di luar kabilahnya yang
menjadikan mereka tidak mengenal konsep negara. Kondisi semacam ini sangat
mempengaruhi corak perekonomian orang Arab pra-Islam yang sangat bergantung
pada perdagangan daripada peternakan apalagi pertanian. Mereka dikenal sebagai
pengembara dan pedagang tangguh. Mereka juga sudah mengetahui jalan-jalan yang
bisa dilalui untuk bepergian jauh ke negeri-negeri tetangga.
Adalah Hāshim (lahir 464 M), kakek buyut
Nabi, yang pertamakali membudayakan bepergian bagi suku Quraysh pada musim
dingin ke Yaman dan ke Ḥabashah ke Negus dan pada musim panas ke Syam dan ke
Gaza dan barangkali hingga sampai di Ankara lalu menemui kaisar. Ini merupakan
perdangan lintas negara yang biasa mereka lakukan. Mereka juga bisa menjalin
hubungan perdagangan dengan dua kekuatan politik yang saling bertentangan, yaitu
Bizantium dan Persia tanpa memihak ke salah satu di antara keduanya. Oleh
karena itu, peradaban mereka dipengaruhi oleh aktivitas perdagangan dalam arti
bahwa mereka berinteraksi dengan masyarakat-masyarakat seberang dan semakin
menjauh dari pola badui.
Jauh berbeda dengan Yaman, selain letak
geografisnya yang strategis untuk perdagangan, ia juga merupakan daerah subur.
Dengan dua kelebihan yang ada, mereka bisa mengandalkan perdangangan dan
pertanian sebagai sumber ekonomi mereka. Mereka mengirim kulit, sutera, emas,
perak, batu mulia, dan lain-lain ke Mesir kemudian ke Yunani, Rumania, dan
imperium Bizantium. Kerajaan Ma`īn, Saba`, dan Ḥimyar yang ada di Yaman
mencapai stabilitas politik dan ekonomi, bahkan menciptakan kehidupan yang
beradab dengan tersebarnya pasar-pasar dan bangunan-bangunan menakjubkan yang
bersandar pada pertanian dan perdangangan yang sangat maju. Ini menunjukkan
bahwa pengetahuan mereka tentang ekonomi dan politik lebih maju daripada
daerah-daerah lain di Jazirah Arab, sehingga merengkuh lebih awal peradaban
yang tinggi.
0 Commentary
Review please.. :)