Assalamualaikum, shobahul
khair, naharuka sa’id, masa’ul khair, lailuka sa’id... *tergantung waktu
baca postingan ini*
Ketika melirik kalender, okesip ini udah telat—meski
enggak pake banget—untuk posting something yang menurut gue penting
banget dalam hidup gue. Meski hanya curhat nggak jelas yang somehow menurut orang nggak penting dan
apa deh banget. Tetapi karena ini merupakan bagian dari impian gue, jadi gue
memutuskan kalau bagian ini harus dicatat. Siapa tau bisa dijadikan
nostalgi(l)a saat lagi bosan dengan kehidupan di kemudian hari nanti. For last but not least, silahkan
menikmati curhatan (calon) mahasiswi baru UNJ yang labil ini. Siapkan segelas
kopi atau lebih, untuk mengantisipasi jika kalian mulai diserang rasa ngantuk
dan rasa bosan akibat membaca posting-an
kali ini.
Cerita dimulai dari tanggal 4 Juni, jadwalnya
verifikasi di fakultas masing-masing. Kebetulan gue berangkat ke UNJ bareng
sama temen-temen satu almamater di SMP dan SMA, alias udah kenal pake banget. Kumpul
di rumahnya Dyah sekitar jam setengah delapan, terus langsung jalan ke
pangkalan Metromini 03 dengan jalan kaki (Iyaps, jalan kaki. Tapi karena
disambi ngobrol, semuanya jadi terasa ringan dan nggak capek). Sesampainya di
UNJ, kita nggak langsung berpencar ke fakultas masing-masing. Gue dan Mantha
malah mengantar Dyah ke Fakultas Teknik. Terdengar lucu jika diingat kembali,
mengingat fakultas gue (Fakultas Bahasa dan Seni) yang letaknya justru sebelum
Fakultas Teknik. Dan sampai sekarang pun, gue juga masih bingung apa alasan gue
mengantar Dyah ke fakultasnya.
Dan kelucuan nggak berhenti sampai di sini begitu
aja, gue yang memang dari awal masih buta tentang geografis UNJ disesatin sama
senior-senior yang waktu itu rame banget. Bukan cuma sekali, tapi dua kali. Padahal
gue nanyanya baik-baik, tapi entah karena faktor wajah gue yang kelewat polos
atau merekanya yang iseng bin jail. Gue disesatin! Ditunjukkin arah yang bikin njelimet, walhasil gue pun muter-muter
kesana-kesini kayak orang buta arah dan anak ilang. Hampir sempat putus asa dan
udah berikrar dalam hati nggak akan pernah mau nanya sama senior yang lagi mejeng, tapi akhirnya tergoda juga untuk
nanya karena nanti keburu waktu verifikasinya abis. Iseng-iseng nanya sama
senior-senior fakultas teknik yang kebetulan waktu itu lagi sibuk ngerjain
tugas di kertas folio di ‘jalan tikus’ menuju gedung Dewi Sartika, akhirnya
ditunjukkin jalan yang bener. Terus bilang makasih, dan coba buat ikuti
petunjuk arah dari senior-senior itu. Alhamdulillah, bisa sampe ke tempat
verifikasi dengan selamat (enggak bisa dibilang dengan selamat juga sih,
mengingat gue sempat hampir jatuh karena kesandung tangga fakultas). Terus
nanya sama bapak-bapak yang lagi mejeng di meja,”Pak, maaf. Ini tempat
verifikasi berkas Fakultas Bahasa dan Seni, ya?”
Dan si bapak jawab iya, terus gue disuruh tanda
tangan di lembar absen Prodi gue. Nerima kertas kecil berupa nomer urut (gue
dapat nomer urut 259), dan duduk di salah satu kursi panjang. Iseng sms-an sama
sahabat tercinta sepanjang nunggu disuruh naik ke lantai dua, sempat terlibat
percakapan juga sama anak Prodi lain meski nggak lebih dari lima menit karena
gue masih canggung untuk terlibat percakapan sama entitas asing (waktu itu nggak
sempat kenalan, bro!). Setelah nunggu
lumayan lama, akhirnya disuruh naik ke lantai dua sama si bapak. Gue kira
langsung masuk begitu aja ke tempat verifikasinya, ternyata masih harus nunggu
beberapa menit. Yaudah, gue ikuti aturan. Nunggu saat disuruh nunggu, dan masuk
ke dalam ruangan verifikasi saat disuruh masuk. Dari cerita kedua temen gue sih
kayaknya verfikasi Fakultas Bahasa dan Seni yang paling enak, karena satu
pem-verifikasi—yang kemudian baru gue ketahui kalo sepertinya yang menangani
gue waktu itu kayaknya salah satu dosen Prodi gue, karena dia tanya gue kenal
Pak Indra sama Bu Ummu atau enggak (dua guru bahasa Arab di SMAN 5 Jakarta
tercinta)—hanya melayani satu anak. Sedangkan dua temen gue yang lain dioper
sana-oper sini. Setelah verifikasi selesai kita pulang, nggak langsung ke rumah
masing-masing. Istirahat lumayan lama di rumahnya Dyah, baru deh pulang ke
rumah.
Perjuangan nggak berhenti sampai di situ begitu aja,
setelah tau hasil verifikasi tanggal 13 Juni, calon mahasiswa baru harus lapor
diri, bayar UKT/POM, tes kesehatan di Poliklinik UNJ, dan daftar ulang dengan
cara mengisi berkas-berkas dari BAAK fakultas masing-masing dan mengembalikannya
lagi. Lumayan lama sih tenggang waktu yang diberikan, dari tanggal 17-30 Juni.
Tapi karena nggak mau santai, akhirnya gue memutuskan untuk langsung
menyelesaikan semuanya di hari pertama, tanggal 17 Juni. Masih berangkat bareng
temen-temen, dan masih ngumpul di rumah Dyah pula. Tapi susunan anggotanya beda
sama verifikasi kemarin, kali ini Mantha nggak ikut dengan alasan uang untuk
bayar UKT-nya belum ditransfer ke rekening mamanya. Sebagai gantinya, Dian dan
Citra yang ikut rombongan. Langsung capcus
ke pangkalan Metromini 03 (masih jalan kaki).
Sampai di UNJ, kita berpencar ke fakultas
masing-masing. Dyah dan Citra ke FT, gue ke FBS, dan Dian ke FIP. Waktu pertama
melangkah ke area FBS udah lumayan rame, dan gue langsung berasumsi pasti
ngantrinya lama. Dan yah, asumsi gue sama sekali nggak meleset. Setelah ngambil
nomer urut (gue dapat nomer 43), acara lapor dirinya belum dimulai. God! Padahal udah hampir jam setengah
sepuluh dan temen gue di FT udah selesai, yang di FIP juga udah selesai. Envy pake banget. Dan setelah
menghabiskan waktu dengan ngobrol ngalor-ngidul
sama dua orang temen baru dari Prodi Sastra Inggris, akhirnya acara lapor
dirinya dimulai juga.
Terus kita nggak langsung pulang, karena kebetulan
gue, Dyah, dan Dyan ikut bidikmisi. Jadi langsung capcus ke gedung PSSG untuk ikut acara sosialisasi bidikmisi,
pengisian form atm, dan perjanjian kontrak. Acaranya ngaret setengah jam dari
waktu yang ditentukan, dan selesai sekitar jam setengah satu siang. Awalnya
kita pengen langsung ke BNI yang ada di area kampus UNJ untuk bayar POM setelah
sholat dzuhur, tapi enggak jadi karena ngantri parah. Terus langsung pulang
deh, dan memutuskan untuk kembali lagi besok.
Muehe, panjang banget ya? Okesip, dilanjut besok
lagi yaa ceritanya. Syukron katsiron buat yang mau baca, ila liqo’. J
0 Commentary
Review please.. :)